02-06-2015, Author by : Om Wahyu Persada
Perkenalkan, saya Wahyu Member salah satu member Tibanten ingin berbagi kisah perjalanan saya bersama boil kesayangan, langsung saja ya pembaca yang baik hati. Pada hari Selasa 2 juni 2015, awal pagi ini saya bersiap menuju kota kembang untuk memenuhi undangan even musik di Bandung, tepatnya di Ujung Berung. Terasa pagi hari itu sama sekali berbeda dengan pagi di hari-hari lainnya, mungkin sedikit perbedaan kondisi badan yang tidak terlalu lelah, tidak seperti biasanya lelah sehabis pulang kerja, maklumlah ada beberapa kegiatan lain yang kadang menyita waktu. Kegiatan music even sebagaimana disebutkan di atas akan berlangsung pada tgl 3 Juni 2015, nama studionya Pieces punya Dani mantan Drummer GUTIDAKT band hadrcore Bandung.
Selesai prepare kami siap cabut, timor Biru kelahiran tahun 1998 kesayanganku dilabelin orang mobil aleman ini saya panasin, saya yakin itu hanya fitnah, nyatanya mobilku kok yang paling kumiliki, hehe. Setelah mencapai suhu ideal kata sang para master otomotif langsung bejak gas melaui jalan bebas hambatan. Sebagai suguhan, rencananya tujuan pertama saya luncurkan timy ke arah Taman Wisata Kawah Putih, sebelum aksi nge-Band, sepertinya lebih asik kalau menikmati yang indah-indah. Di dalam mobil saya berempat melaju dari Serang timur tepatnya dari kediamanku Perumahan Persada Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten, perut boil sudah saya kasih sarapan dua ratus ribu rupiah di SPBU terdekat, entah cukup atau tidak dengan ukuran sebesar itu bisa sampai ke tujuan atau tidak, karena sebelumnya saya pernah ajak timy saya ke Tanjung Lesung kabupaten Lebak Banten hanya minta minum Seratus dua Puluh Ribu Rupiah saja dan itupun dalam keadaan tanpa AC.
Singkat cerita, setelah memasuki Tol Cipularang, alarm telepon genggam bunyi menunjukan waktu sholat dzuhur, kami berhenti di sebuah rest area tol Cipularang, entah kilometer ke berapa, setelah sholat dzuhur, perjalanan dilanjutkan menuju tujuan pertama, indikator jarum bensin menunjukan berkurang satu strip, kaki pun semakin tidak segan untuk membejak pedal gas hingga lupa kalau saat itu sedang berada di kecepatan yang tinggi, sesaat mata saya arahkan ke odometer, jarum speedometer menunjukan angka180 bahkan lebih, boleh tidak percaya, tapi ini fakta saya yang mengalaminya, saya tidak sempat mengarahkan lensa kamera seperti yang dilakukan anak-anak muda jaman sekarang, saya kaget melihatnya bahkan tidak percaya kalau kecepatan mobil saya mencapai angka tersebut, padahal kondisi mobil saya sebenarnya bisa dibilang sedang kurang "Cageur", jelas saja dengan kondisi kabel kipas radiator di jamper dan lampu yang sebelah dalam keadaan mati. Meski demikian, rute menuju Kawah Putih yang cukup rumit dan berdarah-darah serta didukung dengan keyakinan kepada Tuhan, alhamdulillah timor biruku mampu menaklukan Kawah Putih yang dinginnya tak sedingin hatimu itu, hehe.
Perjalanan menuju tempat nge-band merupakan perjalanan yang pertama kali saya tempuh, sebagai orang yang beriman, tak salah jika saya minta bantuan teman untuk kasih tahu rute yang benar, agar saya mendapatkan petunjuk, tiba-tiba saja keshalehan saya muncul. Alamat tepat pun alhamdulillah saya dapatkan, teman saya di Bandung membalas pesan dengan alamat jalan Wartawan dua nomor dua puluh empat Buah Batu Bandung. Sesampainya disana jam 20.00, Kami istrahat sejenak, menikmati kopi dan dinginkan si timi, rencannya malam kami mau ke Dago sebuah tempat nongkrongnya anak Bandung katanya. Kami cabut kesana jam 23.00 berkeliling kota Bandung sesekali melirik jarum bensin di tangki masih aman buat besok ke lokasi Ujung Berung lagi, (...bersambung.....)
Ini part ke II mana masbro ......
BalasHapus